WATAMPONE,-- Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Kartika 1, kandas di perairan Teluk Bone, setelah kapal itu bertolak dari Dermaga Pelabuhan Bajoe menuju ke Kolaka, Sultra, Rabu malam, sekitar pukul 22.30 wita. Kapal feri itu pun berhasil keluar dari lokasi kandasnya,
Kamis dini hari, sekitar pukul 02.22 wita.
KMP Dharma Kartika mengalami kandas sekitar 3 mil dari dermaga, diduga karena faktor cuaca ekstrim yang mengakibatkan kapal feri itu keluar dari alur pelayaran dan berada di atas karang. Upaya evakuasi
sulit dilakukan Badan Search And Rescue Nasional (Basarnar) Kabupaten Bone terhadap penumpang di atas kapal feri tersebut, karena faktor cuaca.
Humas Basarnas Kabupaten Bone, Andi Sultan, mengatakan, tim menggunakan Kapal Layar Motor (KLM) Celebes untuk upaya evakuasi terhadap ratusan penumpang yang masih berada di atas kapal feri
tersebut, tetapi karena angin kencang KLM itu tidak dapat ke lokasi. "Tim terhalang melakukan evakuasi, karena hujan yang deras disertai kecepatan angin di atas normal, ,"kata A Sultan, di Dermaga Pelabuhan Bajoe, Kamis dinihari.
Salah seorang penumpang KMP Dharma Kartika 1, Asriadi, mengatakan, sekitar 30 menit setelah meninggalkan dermaga kapal feri yang ditumpanganginya mengalami kandas.
Saat kejadian, kata Asriadi, dirinya berada di anjungan kapal, saat kapal tersebut menghantam karang. "Terdengar suara kapal menghantam karang yang mengakibatkan hentakan yang mengagetkan penumpang, bahkan penumpang yang tertidur pun terbangun akibat hentakan kapal tersebut,"ujar warga Pomalaa, Kolaka, Sultra ini.
Setelah adanya hentakan itu, kata Asriadi, mesin kapal pun mati dan sejumlah penumpang tampak panik, dan beberapa anak buah kapal pun berusaha menenangkan para penumpang yang sudah menggunakan jaket
pelampung, apalagi kapal sudah dalam keadaan miring. Kapal, jelas dia, bisa lepas dari kandas saat air sedang pasak.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Bajoe, Andi Abbas mengatakan, belum bisa memastikan penyebab kandasnya kapal feri itu untuk kedua kalinya, dan lokasinya pun tak jauh dari lokasi kandas yang pernah dialami kapal KMP Dharma Kartika itu. "Kami belum bisa menyimpulkan penyebabnya, tetapi masih melakukan pemeriksaan terhadap kapten kapal tersebut,"jelasnya.
Menurut dia, kapal feri tersebut berada di atas karang dan kandas karena keluar dari alur pelayaran, dugaan awal itu disebabkan karena faktor cuaca yang ekstrim apalagi memang kecepatan angin saat itu
sekitar 32 knot perjam. Kapal
Pihak Perusahan KMP Dharma Kartika, Wawan, mengatakan, diduga kapal feri itu mengalami kandas karena faktor cuaca buruk. Kapal keluar dari lokasi kandasnya setelah, air sudah pasang. Di kapal feri itu,
sebanyak 214 orang penumpang. Dan kapal itu harus kembali lagi ke Dermaga Pelabuhan Bajoe, sekitar pukul 04.00 Kamis dini hari.
Kamis dini hari, sekitar pukul 02.22 wita.
KMP Dharma Kartika mengalami kandas sekitar 3 mil dari dermaga, diduga karena faktor cuaca ekstrim yang mengakibatkan kapal feri itu keluar dari alur pelayaran dan berada di atas karang. Upaya evakuasi
sulit dilakukan Badan Search And Rescue Nasional (Basarnar) Kabupaten Bone terhadap penumpang di atas kapal feri tersebut, karena faktor cuaca.
Humas Basarnas Kabupaten Bone, Andi Sultan, mengatakan, tim menggunakan Kapal Layar Motor (KLM) Celebes untuk upaya evakuasi terhadap ratusan penumpang yang masih berada di atas kapal feri
tersebut, tetapi karena angin kencang KLM itu tidak dapat ke lokasi. "Tim terhalang melakukan evakuasi, karena hujan yang deras disertai kecepatan angin di atas normal, ,"kata A Sultan, di Dermaga Pelabuhan Bajoe, Kamis dinihari.
Salah seorang penumpang KMP Dharma Kartika 1, Asriadi, mengatakan, sekitar 30 menit setelah meninggalkan dermaga kapal feri yang ditumpanganginya mengalami kandas.
Saat kejadian, kata Asriadi, dirinya berada di anjungan kapal, saat kapal tersebut menghantam karang. "Terdengar suara kapal menghantam karang yang mengakibatkan hentakan yang mengagetkan penumpang, bahkan penumpang yang tertidur pun terbangun akibat hentakan kapal tersebut,"ujar warga Pomalaa, Kolaka, Sultra ini.
Setelah adanya hentakan itu, kata Asriadi, mesin kapal pun mati dan sejumlah penumpang tampak panik, dan beberapa anak buah kapal pun berusaha menenangkan para penumpang yang sudah menggunakan jaket
pelampung, apalagi kapal sudah dalam keadaan miring. Kapal, jelas dia, bisa lepas dari kandas saat air sedang pasak.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Bajoe, Andi Abbas mengatakan, belum bisa memastikan penyebab kandasnya kapal feri itu untuk kedua kalinya, dan lokasinya pun tak jauh dari lokasi kandas yang pernah dialami kapal KMP Dharma Kartika itu. "Kami belum bisa menyimpulkan penyebabnya, tetapi masih melakukan pemeriksaan terhadap kapten kapal tersebut,"jelasnya.
Menurut dia, kapal feri tersebut berada di atas karang dan kandas karena keluar dari alur pelayaran, dugaan awal itu disebabkan karena faktor cuaca yang ekstrim apalagi memang kecepatan angin saat itu
sekitar 32 knot perjam. Kapal
Pihak Perusahan KMP Dharma Kartika, Wawan, mengatakan, diduga kapal feri itu mengalami kandas karena faktor cuaca buruk. Kapal keluar dari lokasi kandasnya setelah, air sudah pasang. Di kapal feri itu,
sebanyak 214 orang penumpang. Dan kapal itu harus kembali lagi ke Dermaga Pelabuhan Bajoe, sekitar pukul 04.00 Kamis dini hari.
Manager Operasional ASDP Cabang Bajoe, Takari mengatakan, diduga kapal feri yang meninggalkan pelabuhan Bajoe dan akan bertolak ke Kolaka, Sultra itu, selain faktor cuaca, juga diakibatkan karena air
yang sedang surut.